Selasa, 19 April 2011

kode IP

192.168.1.200 TAB (255.255.255.0)
TAB 192.168.1.1
DNS 222.124.204.34
TAB 203.130.196.5

Selasa, 12 April 2011

Kp. Ciela Lebak Bayongbong Garut

Kampung ciela lebak terletak di kawasan kecamatan bayongbong.Tepatnya di Desa Ciela Kecamatan Bayogbong Kabupaten Garut. Sebagian besar penduduk ciela bermata pencaharian sebagai petani atau buruh tani.
Saya ingin memajukan kampung ciela ini agar lebih maju dalam bidang usaha.
Dikampung ciela terdapat dua mata air yang pertama mata air cikahuripan, mata air ini sudah ada sejak dulu hingga sekarang airnya sangat bening. Lalu yang kedua adalah mata air cigembor, mata air ini juga jernih namun kadang kalau kemarau suka berkurang kafasitas airnya.


Sukses buat kampung ciela.


Created by.Ramlan Orang Ciela Asli.

SIMPANG BACTERIAL VAGINA BAND

Band ini didirikan Pada Tahun 2010 yang berlokasi di Jl.Statsion Simpang Bayongbong. Yang beraliran jenis musik "BRUTAL DEATH" personiL Band tersebut ada 6 orang yaitu:
1.gery sebagai vokal 1
2.yuda sebagai vokal 2
3.rijal sebagai gitaris 2
4.ibeng sebagai dramer
5.ibuy sebagai gitaris 1
6.acep sebagai basis
kami selaku personil SBV berharap semoga band ini dapat terus berkarya semaksimal mungkin.Hits single pertama yang berjudul 'TIIS CEULI HERANG PANON' mungkin lagu ini belum beredar,hanya koleksi kita saja tapi kami berharap lagu kami akan beredar di sluruh indonesia AMIND kami minta do'anya dari rekan-rekan.

SAMPURASUN BUAT ANAK-ANAK DEATH METAL SELURUH JAGAT RAYA
(BACTERIAL VAGINA)

Gunung Cikuray

Gunung Cikuray adalah sebuah gunung yang terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Indonesia. Gunung Cikurai mempunyai ketinggian 2.818 meter di atas permukaan laut dan merupakan gunung tertinggi keempat di Jawa Barat setelah Gunung Gede. Gunung ini berada di perbatasan kecamatan Bayongbong, Cikajang, dan Dayeuh Manggung.

Untuk mencapai Cikuray dapat ditempuh dengan naik kendaraan umum dari Bandung atau dari Tasikmalaya menuju terminal Guntur. Dari sana diteruskan dengan angkutan kota menuju jalur pendakian, (Cikajang, Bayongbong atau Dayeuh Manggung). Ketiga jalur tersebut menawarkan medan yang sangat menarik dengan karakteristik masing-masing. Jalur bayongbong adalah jalur yang paling terjal, tetapi dapat cepat sampai di puncak. Jika anda bukan warga Jabar, mendaki Cikurai mesti satu paket dengan Gunung Guntur dan Gunung Papandayan. Keduanya menawarkan medan pendakian yang menarik.

Karena letaknya paling tinggi di kabupaten Garut, kaki gunung Cikuray dipakai untuk stasiun pemancar TV swasta dan TVRI. Gunung Cikurai mempunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, Hutan Montane dan Hutan Ericaceous.

lirik tiga titik hitam burgerkill

Ketika semua bayang menjauh dari tubuh
Dan ketika semua angan enggan menyapa
Terbaring aku, terjebak aku
Di keheningan dalam ketiadaan

Kucoba cahayai ruang jiwa ini
Terus berharap dan terangi
Kucoba sembunyikan suara hati
Terus menampik dan berlari

Kutenggelam dalam kelam
Dan menjauh tanpa bayang
Kucoba menelan luka yang tak kunjung usai

Teriakan namamu
Dikesunyian hatiku
Meraba, merangkul suryamu
Dikehangatan jiwamu

Saat kebenaran tak lagi bermakna
Aku tersandar dan terdiam
Kemana akan kubawa diriku pergi
Semakin jauh, semakin rapuh

Lepaskan diri, jatuh membusuk
Biarkan aku, hilang .. Muak !

Senin, 11 April 2011

speed net

speed net adalah warnet yang berlokasi di jl.ststsion simpang saroja depan SMAN 19 Garut. Di speed net bisa browsing sepuasnya. Tarif rental Rp.2500/jam, paket satu Rp.4000/per dua jam, paket 2 6000/tiga jam dan paket tiga 8000/ 4 jam.

contoh proposal penelitian tindakan kelas

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE UNJUK LANGSUNG DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKATENTANG PENGURANGAN DAN PENJUMLAHAN KELAS III SDN SINDANGSARI 03
KABUPATEN GARUT

Disusun Oleh : DEDE GIN GIN
NIM : 817705934
Kelas : C
Program Studi : S1 – PGSD
Pokjar : Dinas Pendidikan Kabupaten Garut




UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
UNIVERSITAS TERBUKA
GARUT
2011

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
1. Judul
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE UNJUK LANGSUNG DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PENGURANGAN DAN PENJUMLAHAN KELA III SDN SINDANGSARI 03
KABUPATEN GARUT
2. Mata Pelajaran : Matematika
3. Kategori Penelitian : Penelitian Tindakan Kelas
4. Peneliti
Nama : Dede Gin gin
NIM : 817705934
5. Lokasi Penelitian : SDN Sindangsari 03 Kec.Cigedug
6. Lama Penelitian : 1 Bulan
7. Biaya Penelitian : Rp. 245.760,-
8. Sumber Dana : Anggaran Perorangan


Mengetahui Cigedug, April 2011
Kepala Sekolah SDN Sindangsari 03 Pelaksana Penelitian


Agus Muslim,A.Ma Dede Gin gin
NIP.1953 0914 1978 031003 NIM.817705934
Penguji



DAFTAR ISI

Judul Penelitian………………………………………………………………………………….1
Bidang Kajian……………………………………………………………………………………1
Pendahuluan……………………………………………………………………………………..1
Perumusan dan Pemecahan Masalah…………………………………………………………….2
Tujuan Penelitian………………………………………………………………………………..3
Manfaat Hasil Penelitian………………………………………………………………………...3
Kajian Pustaka…………………………………………………………………………………...4
Rencana dan Prosedur Penelitian………………………………………………………………..5
Jadwal Penelitian…………………………………………………………………………………7
Daftar Biaya Penelitian…………………………………………………………………………..8
Prosedur Penelitian……………………………………………………………………………….8
Lampiran-lampiran
1. Instrumen Penelitian
2. Rencana pPerbaikan Pembelajaran Siklus I
3. Rencana pPerbaikan Pembelajaran Siklus II
4. Lembar Kerja Siswa
5. Lembar Jawaban Siswa
6. Surat Pernyataan Teman Sejawat
7. Daftar Riwayat Hidup






PROPOSAL
PENELITIAN TIDAKAN KELAS

I. JUDUL
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE UNJUK LANGSUNG DALAM MATA PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PENGURANGAN DAN PENJUMLAHAN KELAS III SDN SINDANGSARI 03
KABUPATEN GARUT

II. BIDANG KAJIAN
Pembelajaran Matematika dan unjuk langsung
III. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan dana yang cukup besar, ha ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidikan dalam perkembangan masa depan bangsa ini. Karena dari sana lah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi penerus dibentuk.

Meski diakui bahwa pendidikan adalah investasi besar jangka panjang yang harus ditata,disiapkan,dan diberikan sarana dan prasarananya dalam arti modal material yang cukup besar,tetapi sampai saat ini Indonesia masih berkuat pada problematika (permasalahan) klasik, dalam hal ini yang kualitas pendidikan. Problematika ini setelah dicoba untuk dicari akar permasalahannya adalah bagaikan sebuah mata rantai yang melingkar dan tidak tahu dari mana mesti harus diawali.

Terkait dengan mutu pendidikan khususnya pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) sampai saat ini masih jauh dari apa yang kita harapkan. Betapa kita masih ingat dengan hangat akan standarisasi Ujian Akhir Sekolah (UAS) dengan nilai masing-masing mata pelajaran 4,51dikeluhkan oleh semua para pendidikan bahkan oleh orang tua siswa itu sendiri, karena anak atau siswanya tidak dapat lulus. Hal lucu yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Melihat kondisi rendahmya prestasi atau hasil belajar siswa tersebut beberapa upaya dilakukan salah satunya adalah pemberian tugas serupa kepada siswa. Dengan menggunakan metode unjuk langsung diharapkan siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya, sehingga terjadi pengulangan dan pengauatan terhadap materi yang diberikan di sekolah dengan harapan siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya dan presrtasi siswa.
IV. PERUMUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH
1. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut didepan, maka perumusan permasalahan yang akan diajukan dlam proposal ini adalah :

Apakah penggunaan metode unjuk langsung dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika tentang penjumlahan dan pengurangan bagi siswa kelas III SDN Sindangsari 03 Kabupaten Garut.


2. Pemecahan Masalah
Siswa yang mendapatkan perhatian dan perlakuan khusus tentunya akan menghasilkan atau menguasai yang berbeda pula dalam sebuah kelas atau kelompok bahkan perlakuan individual sekaligus dengan diberikannya perlakuan dan perhatian yang lebih baik dalam belajar di sekolah maupun di rumah, tentunya akan lebih baik pula penguasaan keterampilan atau konsep terhadap mata pelajaran yang dipelajarinya. Dengan menggunakan metode unjuk langsung dengan baik maka akan menambah semangat belajar siswa, sehingga prestasinya bertambah (berkembang).

Moh Uzer (1996:29) menjelaskan “Motivasi ekstrinsik timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu,apakah karena adanya ajakan atau paksaan orang lain sehingga dengan kondisi demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar. Masalnya seseorang mau belajar karena disuruh oleh kedua orang tuanya untuk mendapatkan peringkat pertama”

Demikian halnya dengan gurumemberikan metode untuk langsung dengan harapan yang baik itu dirasa memaksa bagi siswa karena disuruh sebagai tugas dengan perasaan terpaksa, yang jelas mengkondisikan siswa harus belajar. Dengan pola demikian tentunya anak yang lebih banyak belajar di rumah akan lebih baik misalnya dalam mata pelajaran yang dikerjakan.
a. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam proposal ini adalah :
“Upaya meninkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode unjuk langsung dalam mata pelajaran Matematika tentang penjumlahan dan penurangan kelas III SDN Sindangsari 03 Kabupaten Garut”.

V. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah menjadi masukan dan arahan bagi guru dan siswa untuk meningkatkan hasil belajar.

2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini :
“ Untukmengetahui apakah penggunaan metode unjuk langsung dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaranmatematika tentang penjumlahan dan pengurangan kelas III semester 1 tahun ajaran 2010-2011 SDN Sindangsari 03 Kab.Garut”

VI.MANFAAT HASIL PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
a. SDN Sindangsari 03
Dengan hasil penelitian ini diharapkan SDN Sindangsari 03 dapat lebih meningkatkan pemberdayaan penggunaan metode unjuk langsung untuk meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik dan perku dicoba untuk diterapkan dalam mata pelajaran lain.
b. Guru
Sebagai bagan masukan guru dalam meningkatkan mutu pendidikan dikelasnya.
c. Siswa
Sebagai bahan masukan untuk siswa untuk memanfaatkan unjuk langsung dalam rangka meningkatkan hasil belajar yang memuaskan.

VII. KAJIAN PUSTAKA
Landasan Teori
1. Matematika
Istilah matematika berasal dari bahasa yunani “mathemathikos” secara ilmu pasti atau “mathes” yang berarti ajaran,pengetahuan abstrak dan deduktif, dimana kesimpulan tidak ditarik berdasarkan pengalaman keindraan tetapi atas kesimpulan yang ditarik dari kaidah-kaidah tertentu melalui deduksi ensiklopedia Indonesia dalam garis besar program pembelajaran (GBPP) terdapat istilah matematika sekilah yang dimaksudnya untuk member penekanan bahwa materi atau pokok bahasan yang terdapat dalam GBPP merupakan materi atau pokok bahasan yang diajarkan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah (Direkdiknas :1994)

2. Belajar
Sekiner berpandangan bahwa belajar adalah suatu prilaku. Pada saat orang belajar maka responnya menjadi lebih baik dan sebaliknya tidak belajar responnya akan menurun. Sedangkan menurut gagni belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan,melewati pengolahan informasi, menjadi kapsitas baru (Dimiyati 2002-2010). Sedabngkan menurut kamus umum bahasa Indonesia belajar diartikan berusaha (berlatih) supaya mendapat suatu kepandaian (Putwadarminta:109). Belajar dalam penelitian ini diartikan segala usaha yang diberikan oleh guru agar mendapat dan mampu menguasai apa yang telah diterimanya dalam hal ini adalah pelajaran Matematika.

3. Prestasi Belajar
Prestasi belajar berasal dari kata “prestasi” dan “belajar”. Prestasi berarti hasil yang telah dicapai (depdikbud,1992:787) sedangkan pengertian belajar adalah berusaha memperoeh kepandaian atau ilmu (depdikbud,1995:14). Jadi prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi dalam penelitian yang dimaksudkan adalah nilai yang diperoleh oleh siswa pada mata pelajaran matematika dalam bentuk nilai berupa angka yang diberikan oleh guru kelasnya setelah melaksanakan tugas yang diberikan padanya.

4. Teknik
Dalamkamus umum bahasa Indonesia teknik diartikan cara (kerpandaian) membuat sesuatu atau melakukan sesuatu yang berkenaan dengan kesenian (Purwadarminta,1035) sedangkan teknik yang dimaksud disini adalah cara tertentu yang ditentukan oleh guru yang akan dikenakan kepada siswanya dalam rangka mendapatkan informasi atau laporan yang diinginkan.

5. Unjuk Langsung
Metode yang biasa digunakan oleh guru untuk cara menambah semangat belajar siswa dalam mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya. Dan teknik-tekik guru agar meningkatkan hasil belajar siswa dengan baik sesuai dengan yang diharapkan.

VIII. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN
1. Rencana Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SDN Sindangsari 03 Kec.Cigedug Kab.Garut dengan jumlah siswa 73 orang. Pertimbangan peulisan mengambil sunjek penelitian tersebut dimana siswa kelas III telah mampu dan memiliki wawasan yang cukup dalam unjuk langsung yang dilontarkan dari guru langsung kepada siswa kelas III telah mampu menulis membaca serta menghitung penjumlahan dan pengurangan yang cukup. Selain itu penulis atau peneliti telah mengajar di kelas III tepatnya di SDN sindangsari 03.

2. Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di SDN Sindangsari 03 Kp.Tegalbiuk Kec.Cigedug Kab.Garut. Penulis mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan bekerja pada sekolah tersebut, sehingga menudahkan dalam mecari data, peluang waktu yang luas dan subjek penelitian yang sesuai dengan proses penulis.

3. Waktu Penelitian
Dengan beberapa pertimbangan dan alas an penulis penulis menentukan menggunakan waktu penelitian selama 2 bulan oktober samapai dengan nopember. Waktu dari perencanaan sampai penulisn laporan hasil penelitian tersebut pada semester 1tahun pelajaran 2010-2011

4. Lama Tindakan
Waktu untuk melaksanakan tindakan pada bulan oktober mulai dari siklus I,II dan III.

5. Prosedur penelitian
Prosedur penelitian yang diterapkan dalam hal ini antara lain :
1. Perencanaan
Meliputi penyampaian materi pelajaran,latihan soal,pembahasan latihan soal, tugas pekerjaan rumah (kegiatan penelitian utama) pembahasan unjuk langsung dan ulangan harian.
2. Tindakan (Action) atau kegiatan, mencakup
a. Siklus I,meliputi : Pendahuluan,kegiatan pokok dan penutup.
b. Siklus II (sama dengan I)
c. Siklus III (sama dengan I dan II)
3. Refleks,dimana perlu adanya pembahasan antara siklus-siklus tersebut untuk dapat menentukan kesimpulan atau hasil penelitian.



IX. JADWAL PENELITIAN

No
Nama Minggu ke
Oktober Nopember Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Perencanaan X
2 Proses Pembelajaran X
3 Evaluasi X
4 Pengumpulan Data X
5 Analisis Data X
6 Penyusunan Hasil X X
7 Pelaporan Hasil

X. DAFTAR BIAYA PENELITIAN
 Photo copy untuk 1 KS untuk semua siswa sebanyak 73 orang x Rp.2000,- Rp.146.000,-
 Photo copy test evaluasi 73 x Rp.120,- Rp.8.760,-
 Rental Komputer Rp.21.000,-
 Penggandaan Jilid Laporan Rp.18.000,-
 Pembuatan dan penyusunan proposal Rp.31.000,-
 Traspor Rp.21.000,-
Jumlah Rp.245.760

XI. PROPOSAL PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan olen peneliti sendiri dibantu oleh seorang guru yang bertindak sebagai observer / teman sejawat dan siswa sebagai subjek peneliti.
1. Peneliti
Nama : Dede Gin gin
NIM : 817705934
Sekolah : SDN Sindangsari 03
Alamat Sekolah : Kp.Tegal Biuk Desa Sindangsari Kec.Cigedug Garut

2. Observer
Nama : Ani Sumarni,S.Pd.I
NIP : 1967 0528 1991 122003
Pangkat/Golongan : Pembina / IV a
Sekolah : SDN Sindangsari 03
Alamat Sekolah : Kp.Tegal Biuk Desa Sindangsari Kec.Cigedug Garut





























Lampiran-lampiran

1. Instrumen Penelitian

Lembar Pengamatan Sikap Siswa


No Nama Siswa Aspek-aspek yang dinilai
A B C D E Jumlah Skor Skor akhir
1 Ai Tanti
2 Dede Indra
3 Dimas
4 Elka Adrian
5 Sri Anggita
6 N. Mira
7 Sindi Putri Y.
8 Pajar Aji N.
9 Addulrohman
10 Irpanudin
11 Maesaroh
12 Halimah S.
13 Barokah
14 Dadan S.
15 Ai Solihah
16 Wahdan Nido
17 Imaspupah
18 Sriwanti
19 Nida

Aspek yang dinilai
A. Berani mengeluarkan pendapat

B. Berani bertanya

C. Mau berkomunikasi

D. Bekerjasama


Rencana Perbaikan Pembelajaran
(RPP)
Eksakta Siklus 1

Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/semester : III/1
Alokasi waktu : 2X35 menit

A. Kompetensi Dasar
Melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka
B. Hasil Belajar
Memahami penjumlahan dan pengurangan tiga angka
C. Indikator
Siswa mampu menentukan nilai tempat
D. Tujuan Perbaikan
1. Meningkatkan kemampuan siswa terhadap materi pembelajaran matematika melalui metode unjuk langsung
2. Meningkatkan keterampilan siswa dalam bertanya dan mengungkapkan gagasan siswa dalam mata pelajaran matematika.
E. Langkah Pembelajaran
Untuk menjamin terpadunya perbaikan prestasi belajar siswa untuk membimbing. Guru secara vtepat dalam upaya perbaikan kinerja pembelajaran,maka disusun skenario pembelajaran secara rinci,skenario tersebut meliputi penataan waktu dan penataan tempat dan penataan kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka pelaksanaan perbaikan pembelajaran.

1. Kegiatan awal (10 menit)
a. Mengkondisikan siswa dan Tanya jawab
Dengan cara mengabsen dan langsung melakukan Tanya jawab materi yang telah dikuasai oleh siswa, Tanya jawab ini dimaksudkan untuk menguatkan kembali materi yang telah dikuasai. Oleh karena itu bersifat sederhana (mudah).

Pertanyaan mengenai penjumlahan dan pengurangan
Kerjakan terlebih dahulu penjumlahan

(287+675) – 236 =

coba kalian hitung berapa hasilnya ?

287
675 +
…..
236 -
…..

Jadi 287 +675 = …… - 236 = ……

2. Kegiatan Inti (40 menit)
a. Siswa diajak untuk mengerjakan soal penjumlahan dan pengurangan
b. Unjuk Indikator
Siswa menentukan nilai tempat (penjumlahan dan pengurangan)
Contoh :

233 – (215 + 671) = ………
Manakah yag harus dikerjakan terlebih dahulu?
191-
…..
Jadi, (766 + 233) – 191 = ….

3. Kegiatan Akhir
a.Menyimpulkan Pembelajaran (5 menit)

bersama-sama menyelesaikan suatu contoh tentang penjumlahan dan pengurangan
b.Melakukan evaluasi
Melakukan unjuk langsung terhadap latihan

F. Sarana dan Sumber Belajar
- Kartu bilangan penjumlahan dan pengurangan
- Buku sumber kelas III,M.Khafid Suyati KTSP 2006





G. Evaluasi


1. Awal : Jawaban siswa terhadap apresiasi pada awal kegiatan pembelajaran
2. Proses : Aktivitas siswa dalam mengefektifkan pembelajaran
3. Akhir : Mengerjakan soal evaluasi





Sindangsari, April 2011



Teman Sejawat Guru Kelas Praktikum




ANI SUMARNI,S.Pd.I Dede Gin Gin
NIP.1967 0528 1992 122003 NIM. 817705934

Rencana Perbaikan Pembelajaran
(RPP)
Eksakta Siklus 2

Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/semester : III/1
Alokasi waktu : 2X35 menit

A. Kompetensi Dasar
Melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka
B. Hasil Belajar
Memahami penjumlahan dan pengurangan tiga angka
C. Indikator
Siswa mampu menentukan nilai tempat
D. Tujuan Perbaikan
1. Meningkatkan kemampuan siswa terhadap materi pembelajaran matematika melalui metode unjuk langsung
2. Meningkatkan keterampilan siswa dalam bertanya dan mengungkapkan gagasan siswa dalam mata pelajaran matematika.
E. Langkah Pembelajaran
Untuk menjamin terpadunya perbaikan prestasi belajar siswa untuk membimbing. Guru secara vtepat dalam upaya perbaikan kinerja pembelajaran,maka disusun skenario pembelajaran secara rinci,skenario tersebut meliputi penataan waktu dan penataan tempat dan penataan kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka pelaksanaan perbaikan pembelajaran.

1. Kegiatan awal (10 menit)
a. Mengkondisikan siswa dan Tanya jawab
Dengan cara mengabsen dan langsung melakukan Tanya jawab materi yang telah dikuasai oleh siswa, Tanya jawab ini dimaksudkan untuk menguatkan kembali materi yang telah dikuasai. Oleh karena itu bersifat sederhana (mudah).

Pertanyaan yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan

Tentukan nilai tempat pada penjumlahan dan pengurangan tiga angka dibawah ini !

998 – (441+909) = ……

441 + 909 = …. – 998 = …..

Jadi, 441 + 909 = ….. – 998 = …..

2. Kegiatan Inti (40 menit)

a. Siswa diajak untuk mengerjakan soal penjumlahan dan pengurangan
b. Unjuk Indikator

Siswa menentukan nilai tempat (penjumlahan dan pengurangan)


contoh
(766 + 233) – 191 = ….
Tentukan hasil penjumlahan dan pengurangan dari (766 + 233) – 191 = ….

766
233 +
…….
215
671 +
…..
233+
……

Jadi 215 + 671 = …… - 233 = ……

3. Kegiatan Akhir
a.Menyimpulkan Pembelajaran (5 menit)
bersama-sama menyelesaikan suatu contoh tentang penjumlahan dan pengurangan
b.Melakukan evaluasi
F. Sarana dan Prasarana
- Buku sumber matematika, M.Khafid suyati KHSP 2006
- Contoh angka penjumlahan dan pengurangan tiga angka
G. Evaluasi
1. Awal : Jawaban siswa terhadap apresiasi pada awal kegiatan pembelajaran
2. Proses : Aktivitas siswa dalam mengefektifkan pembelajaran
3. Akhir : Mengerjakan soal evaluasi


Sindangsari, April 2011



Teman Sejawat Guru Kelas Praktikum




ANI SUMARNI,S.Pd.I Dede Gin Gin
NIP.1967 0528 1992 122003 NIM. 817705934



LEMBAR KERJA SISWA


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : III
Nama Siswa :


Kerjakan soal dibawah ini dengan benar dan kerjakanlah terlebih dahulu angka yang dikasih tanda ( ) kurung.

1. (267 + 466) – 610 = ….

2. 198 – (775 + 993) = ….

3. 344 – 120 + (579 + 766) = ….

4. (299 + 670) – 324 + 880 = ….

5. 449 – 110 + (775+668) = ….



LEMBAR JAWABAN

1. 267
446+
733
610-
123


2. 775
993+
1768
198-
1570


3. 579
766+
1345
120+
1465
344-
1121


4. 229
670+
899
880+
1779
324-
1455


5. 775
668+
1443
110+
1553
449-
1104



SURAT PERNYATAAN TEMAN SEJAWAT
Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ani Sumarni,S.Pd.I
NIP : 1967 0528 1991 122003
Pangkat/Golongan : Pembina / IV a
Sekolah : SDN Sindangsari 03
Alamat Sekolah : Kp.Tegal Biuk Desa Sindangsari Kec.Cigedug Garut
Menyatakan Bahwa :
Nama : Dede Gin gin
NIM : 817705934
Sekolah : SDN Sindangsari 03
Alamat Sekolah : Kp.Tegal Biuk Desa Sindangsari Kec.Cigedug Garut

Adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran. Demikian pernyataan untuk dipergunakai sebagaimana mestinya.
Garut, April 2011

Teman Sejawat Yang membuat pernyataan


Ani Sumarni,S.Pd.I Dede Gin Gin
NIP.1967 0528 1991 122003 NIM.817705934
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Dede Gin gin
NIM : 817705934
Sekolah : SDN Sindangsari 03
Tempat,tanggal lahir :
Jenis Kelamin : Laki-laki (L)
Alamat :
Pendidikan :

Riwayat Pendidikan

serial number untuk window xp sp 3

F9QV9 - HDYR3 - 6QDR4 - PGVW9 – GTBBJB
QKBGY - T8JFG - F448Q - 24KR9 - 48XPJC
FRH2X - 6VD7F - YH2TV - 2V8B7 - J46F6

V2C47-MK7JD-3R89F-D2KXW-VPK3J (SERIAL GENUINE UNTUK XP SP1 & XP SP2)

WRY2X-KXT8M-243WY-KQKC7-73D36 (SERIAL ORIGINAL UNTUK XP SP3)
V2C47-MK7JD-3R89F-D2KXW-VPK3J

Mata Air Cikahuripan Menyejukan Jiwa

Mata air cikahuripan adalah mata air pegunungan yang terletak di kampung ciela lebak desa ciela kecamatan bayongbong garut. Tempatnya sangat sejuk serta masih agak sakral,karena dahulu kala mata air cikahuripan ini penuh dengan cerita-cerita mistis.
banyak orang-orang yang tertarik pada tempat ini. bahkan kalau pada malam-malam tertentu banyak orang yang mengunjungi tempat tersebut.
kata orang-orang dulu di cikahuripan ini terdapat tujuh mata air yang sangat sakral bahkan bisa mengobati brrbagai penyakit.
anda penasaran????

hubungi Pak RT Kandar
No Handhone 081214296698

create by.Ramlan

Definisi Pengambilan Keputusan

1. Definisi Pengambilan Keputusan
Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal itu berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai ‘apa yang harus dilakukan’ dan seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat vital. Jiwa kepemimpinan seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah dan mengambil keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat adalah keputusan yang berbobot dan dapat diterima bawahan. Ini biasanya merupakan keseimbangan antara disiplin yang harus ditegakkan dan sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini juga dinamakan keputusan yang mendasarkan diri pada human relations.
Setelah pengertian keputusan disampaikan, kiranya perlu pula diikuti dengan pengertian tentang “pengambilan keputusan”. Ada beberapa definisi tentang pengambilan keputusan, dalam hal ini arti pengambilan keputusan sama dengan pembuatan keputusan, misalnya Terry, definisi pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih ( tindakan pimpinan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam organisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara alternatif-alternatif yang dimungkinkan).
Menurut Siagian pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
Dari kedua pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa keputusan itu diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan tidak boleh sembarangan. Masalahnya telebih dahulu harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas, sedangkan pemecahannya harus didasarkan pemilihan alternatif terbaik dari alternatif yang ada.

2. Tujuan Pengambilan Keputusan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk mencapai tujuan organisasinya yang dimana diinginkan semua kegiatan itu dapat berjalan lancer dan tujuan dapat dicapai dengan mudah dan efisien. Namun, kerap kali terjadi hambatan-hambatan dalam melaksanakan kegiatan. Ini merupakan masalah yang hatus dipecahkan oleh pimpinan organisasi. Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan masalah tersebut.

3. Dasar Pengambilan Keputusan
a. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi
Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :
1. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga mudah untuk memutuskan.
2. Keputusan intuitif lebih tepat untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.
Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat Untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan keputusan ini sulit diukur kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya dengan kata lain hal ini diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan.
b. Pengambilan Keputusan Rasional
Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah yang dihadapi merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui saat itu.
c.Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta
Ada yang berpendapat bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh sejumlah fakta yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan informasi adalah hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi informasi yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan.
Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu memang merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup itu sangat sulit.
d. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman
Sering kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat apakah kasus seperti ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya ditelusuri melalui arsip-arsip penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi pengalaman-pengalaman masa lampau. Jika ternyata permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut sama atau tidak dengan situasi dan kondisi saat ini. Jika masih sama kemudian dapat menerapkan cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi masalah yang timbul.
Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman dalam menyelesaikan masalah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan pemecaha masalah.


e. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang
Banyak sekali keputusan yang diambil karena wewenang (authority) yang dimiliki. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien.
Keputusan yang berdasarkan wewenang memiliki beberapa keuntungan. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain : banyak diterimanya oleh bawahan, memiliki otentisitas (otentik), dan juga karena didasari wewenang yang resmi maka akan lebih permanent sifatnya.
Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan menimbulkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.

4.Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam Pengambilan Keputusan
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pengambilan keputusan menurut Terry, yaitu :
a) Hal-hal yang berwujud maupun yang tidak berwujud, yang emosional maupun yang rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
b) Setiap keputusan harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.
c) Setiap keputusan jangan berorientasi pada kepentingan pribadi, tetapi harus lebih mementingkan kepentingan organisasi.
d) Jarang sekali pilihan yang memuaskan, oleh karena itu buatlah altenatif-alternatif tandingan.
e) Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental dari tindakan ini harus diubah menjadi tindakan fisik.
f) Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama.
g) Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
h) Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu benar.
i) Setiap keputusan merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan mata rantai berikutnya.

5. Keputusan Individual dan Kelompok
Pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individual atau kelompok, tergantung bagaimana sifat dan corak permasalahannya. Keputusan individual dibuat oleh seorang pemimpin sendirian, sedangkan keputusan kelompok dibuat sekelompok orang. Keputusan kelompok dibedakan dalam :
a) Sekelompok pimpinan
b) Sekelompok orang-orang bersama pimpinannya.
c) Sekelompok orang yang mempunyai kedudukan sama dan keputusan kelompok
A. Keputusan yang dibuat oleh seseorang
Kebaikannya antara lain :
1. Keputusannya cepat ditentukan atau diambil, karena tidak usah menunggu persetujuan dari rekan lainnya.
2. Tidak akan terjadi pertentangan pendapat
3. Kalau pimpinan ya ng mengambil keputusan itu mempunyai kemampuan yang tinggi dan berpengalaman yang luas dalam bidang yang akan diputuskan, keputusannya besar kemungkinan tepat.
Kelemahannya antara lain :
1. Bagaimana kepandaian dan kemampuan pimpinan tetapi pasti memiliki keterbatasan.
2. Keputusan yang terlalu cepat diambil dan tidak meminta pendapat orang lain seringkali kurang tepat.
3. Jika terjadi kesalahan pengambilan keputusan merupakan beban berat bagi pimpinan seorang diri.
B. Keputusan yang dibuat oleh Sekelompok Orang
Kelebihannya antara lain :
1. Hasil pemikiran beberapa orang akan saling melengkapi
2. Pertimbangannya akan lebih matang
3. Jika ada kesalahan pada pengambilan keputusan tersebut, beban ditanggung secara bersama.
Kelemahannya antara lain :
1. Ada kemingkinan terjadi perbedaan pendapat
2. Biasanya memakan waktu lama dan berlarut-larut karena terjadi perdebatan-perdebatan
3. Rasa tanggung jawab masing-masing berkurang, dan ada kemungkinan saling melemparkan tanggung jawab jika terjadi kesalahan.
Mengenai pembuatan keputusan individual dan kelompok Siagian menyatakan bahwa ada tiga kekuatan yang selalu mempengaruhui suatu keputusan yang dibuat. Tiga kekuatan itu :
1. Dinamika individu di dalam organisasi
Pengaruh individu dalam organisasi sangat terasa terutama dalam hal ini adalah
pemimpinnya. Seorang pemimpin yang mempunyai kepribadian yang kuat, pendidikan yang tinggi, pengalaman ynag banyak akan memberi kesan dan pengaruh yang besar terhadap bawahannya
2. Dinamika kelompok orang-orang di dalam organisasi
Dinamika kelompok mempunyai pengaruh besar, oleh karena itu pemimpin hendaknya mengusahakan agar kelompok lebih cepat menjadi dewasa.
3. Dinamika lingkungan organisasi
Pengaruh lingkungan juga memegang peranan yang cukup penting untuk diperhatikan. Antara organisasi dan lingkungan itu saling mempemgaruhi.

6. Proses Pengambilan Keputusan
Setiap keputusan yang diambil itu merupakan perwujudan kebijakan yang telah digariskan. Oleh karena itu, analisis proses pengambilan keputusan pada hakikatnya sama saja dengan analisis proses kebijakan. Proses pengambilan keputusan meliputi :
1. Identifikasi masalah
Dalam hal ini pemimpin diharapkan mampu mengindentifikasikan masalah yang ada di dalam suatu organisasi.
2. Pengumpulan dan penganalisis data
Pemimpin diharapkan dapat mengumpulkan dan menganalisis data yang dapat membantu memecahkan masalah yang ada.
3. Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan
Setelah masalah dirinci dengan tepat dan tersusun baik, maka perlu dipikirkan cara-cara pemecahannya. Cara pemecahan ini hendaknya selalu diusahakan adanya alternatif-alternatif beserta konsekuensinya, baik positif maupun negatif. Oleh sebab itu, seorang pimpinan harus dapat mengadakan perkiraan sebaik-baiknya. Untuk mengadakan perkiraan dibutuhkan adanya informasi yang secukupnya dan metode perkiraan yang baik. Perkiraan itu terdiri dari berbagai macam pengertian:
• Perkiraan dalam arti Proyeksi
Perkiraan yang mengarah pada kecenderungan dari data yang telah terkumpul dan tersusun secara kronologis.
• Perkiraan dalam arti prediksi
Perkiraan yang dilakukan dengan menggunakan analisis sebab akibat.
• Perkiraan dalam arti konjeksi
Perkiraan yang didasarkan pada kekuatan intuisi (perasaan). Intuisi disini sifatnya subjektif, artinya tergantung dari kemampuan seseorang untuk mengolah perasaan.
4. Pemilihan salah satu alternatif terbaik
Pemilihan satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk memecahkan masalah tertentu dilakukan atas dasar pertimbangan yang matang atau rekomendasi. Dalam pemilihan satu alternatif dibutuhkan waktu yang lama karena hal ini menentukan alternative yang dipakai akan berhasil atau sebaliknya.
5. Pelaksanaan keputusan
Dalam pelaksanaan keputusan berarti seorang pemimpin harus mampu menerima dampak yang positif atau negatif. Ketika menerima dampak yang negatif, pemimpin harus juga mempunyai alternatif yang lain.
6. Pemantauan dan pengevaluasian hasil pelaksanaan
Setelah keputusan dijalankan seharusnya pimpinan dapat mengukur dampak dari keputusan yang telah dibuat.
7. Teori Pengambilan Keputusan
1. Teori Rasional Komprehensif
Barangkali toari pengambilan keputusan yang biasa digunakan dan diterima oleh banyak kalangan aadalah teori rasional komprehensif yang mempunyai beberapa unsur
a. Pembuatan keputusan dihadapkan pada suatu masalah tertentu yang dapat dibedakan dari masalah-masalah lain atau setidaknya dinilai sebagai masalah-masalah yang dapat diperbandingkan satu sama lain (dapat diurutkan menurut prioritas masalah)
b. Tujuan-tujuan, nilai-nilai atau sasaran yang menjadi pedoman pembuat keputusan sangat jelas dan dapat diurutkan prioritasnya/kepentingannya.
c. Bermacam-macam alternatif untuk memecahkan masalah diteliti secara saksama.
d. Asas biaya manfaat atau sebab-akibat digunakan untuk menentukan prioritas.
e. Setiap alternatif dan implikasi yang menyertainya dipakai untuk membandingkan dengan alternatif lain.
f. Pembuat keputusan akan memilih alternatif terbaik untuk mencapai tujuan, nilai, dan sasaran yang ditetapkan
Ada beberapa ahli antara lain Charles Lindblom , 1965 (Ahli Ekonomi dan Matematika) yang menyatakan bahwa pengambilan keputusan itu sebenarnya tidak berhadapan dengan masalah-masalah yang konkrit akan tetapi mereka seringkali mengambil keputusan yang kurang tepat terhadap akar permasalahan.
Teori rasional komprehensif ini menuntut hal-hal yang tidak rasional dalam diri pengambil keputusan. Asumsinya adalah seorang pengambil keputusan memiliki cukup informasi mengenahi berbagai alternatif sehingga mampu meramalkan secara tepat akibat-akibat dari pilihan alternatif yang ada, serta memperhitungkan asas biaya manfaatnya.dan mempertimbangkan banyak masalah yang saling berkaitan
Pengambil keputusan sering kali memiliki konflik kepentingan antara nilai-nilai sendiri dengan nilai-nilai yang diyakini oleh masyarakat. Karena teori ini mengasumsikan bahwa fakta-2 dan nilai-nilai yang ada dapat dibedakan dengan mudah, akan tetapi kenyataannya sulit membedakan antara fakta dilapangan dengan nilai-nilai yang ada.
Ada beberapa masalah diperbagai negara berkembang seperti Indonesia untuk menerapkan teori rasional komprehensif ini karena beberapa alasan yaitu
- Informasi dan data statistik yang ada tidak lengkap sehingga tidak bisa dipakai untuk dasar pengambilan keputusan. Kalau dipaksakan maka akan terjadi sebuah keputusan yang kurang tepat.
- Teori ini diambil/diteliti dengan latar belakang berbeda dengan nagara berkembang ekologi budanyanya berbeda.
- Birokrasi dinegara berkembang tidak bisa mendukung unsur-unsur rasional dalam pengambilan keputusan, karena dalam birokrasi negara berkembang kebanyakan korup sehingga menciptakan hal-hal yang tidak rasional.
2. Teori Inkremental
Teori ini dalam mengambil keputusan dengan cara menghindari banyak masalah yang harus dipertimbangkan dan merupakan madel yang sering ditempuh oleh pejabat-pejabat pemerintah dalam mengambail keputusan. Teori ini memiliki pokok-pokok pikiran sebagai berikut:
a. Pemilihan tujuan atau sasaran dan analisis tindakan empiris yang diperlukan untuk mencapanya merupakan hal yang saling terkait.
b. Pembuat keputusan dianggap hanya mempertimbangkan beberapa alternatif yang langsung berhubungan dengan pokok masalah, dan alternatif-alternatif ini hanya dipandang berbeda secara inkremental atau marjinal
c. Setiap alternatif hanya sebagian kecil saja yang dievaluasi mengenahi sebab dan akibatnya.
d. Masalah yang dihadapi oleh pembuat keputusan di redifinisikan secara teratur dan memberikan kemungkinan untuk mempertimbangkan dan menyesuaikan tujuan dan sarana sehingga dampak dari masalah lebih dapat ditanggulangi.
e. Tidak ada keputusan atau cara pemecahan masalah yang tepat bagi setiap masalah. Sehingga keputusan yang baik terletak pada berbagai analisis yang mendasari kesepakatan guna mengambil keputusan.
f. Pembuatan keputusan inkremental ini sifatnya dalah memperbaiki atau melengkapi keputusan yang telah dibuat sebelumnya guna mendapatkan penyempurnaan.
Teori ini dapat dikatakan sebagai model pengambilan keputusan yang membuahkan hasil terbatas, praktis dan dapat diterima.
Ada beberapa kelemahan dalam teori inkremental ini
- keputusan–keputusan yang diambil akan lebih mewakili atau mencerminkan kepentingan dari kelompok yang kuat dan mapan sehingga kepentingan kelompok lemah terabaikan.
- Keputusan diambil lebih ditekankan kepada keputusan jangka pendek dan tidak memperhatikan berbagai macam kebijakan lain
- Dinegara berkembang teori ini tidak cocok karena perubahan yang inkremental tidak tepat karena negara berkembang lebih membutuhkan perubahan yang besar dan mendasar.
- Menutut Yehezkel Dror (1968) gaya inkremental dalam membuat keputusan cenderung mengahsilkan kelambanan dan terpeliharanya status quo
3. Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scaning Theory)
Beberapa kelemahan tersebut menjadi dasar konsep baru yaitu seperti yang dikemukakan oleh ahli sosiologi organisasi Aitai Etzioni yaitu pengamatan terpadu (Mixid Scaning) sebagai suatu pendektan untuk mengambil keputusan baik yang bersifat fundamental maupun inkremental. Keputusan-keputusan inkremental memberikan arahan dasar dan melapangkan jalan bagi keputusan-keputusan fundamental sesudah keputusan-keputusan itu tercapai.
Model pengamatan terpadu menurut Etzioni akan memungkinkan para pembuat keputusan menggunakan teori rasional komprehensif dan teori inkremental pada situasi yang berbeda-beda.
Model pengamatan terpadu ini pada hakikatnya merupakan pendekatan kompromi yang menggabungkan pemanfaatan model rasional komprehensif dan model inkremental dalam proses pengambilan keputusan.

rangkuman modul Penelitian Tindakan Kelas PTK

Modul 1
Hakikat Penelitian Tindakan Kelas

KB 1

Tindakan Kelas Pengertian dan Karakteristik Penelitian

Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat.
Karakteristik PTK adalah sebagai berijut :
1. An inquiry of practice from within (Penelitian berawal dari keseriusan guru akan kinerjanya)
2. Self-reflective inquiry (metode utama adalah refleksi diri, bersifat agak longgar,tetapi tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian)
3. Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran.
4. Tujuannya untuk memperbaiki pembelajaran
Dari karakteristik tersebut dapat dibandingkan cirri-ciri PTK dengan penelitian kelas dan penelitian formal.
Guru dianggap paling tepat melakukan PTK karena :
1. Guru mempunyai otonomi untuk menilai kinerjanya.
2. Temuan penelitian tradisional sering sukar diterapkan untuk memperbaiki pembelajaran.
3. Guru merupakan orang paling akrab dengan kelasnya.
4. Interaksi antara guru dengan siswa berlangsung secara unik.
5. Keterlibatan guru dalam berbagai kegiatan inovatif yang bersifat pengembangan mempersyaratkan guru mampu melakukan penelitian dikelasnya.


KB 2

Manfaat,Keterbatasan dan Persyaratan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Bagi pembelajaran atau siswa, PTK bermanfaat untuk meningkatkan proses atau hasil belajar siswa, disamping guru yang melaksanakan PTK dapat menjadi model bagi para siswa dalam bersikap kritis yerhadap hasil belajarnya.
Bagi sekolah, PTK membantu sekolah untuk berkembang karena adanya peningkatan atau kemajuan pada diri guru dan pendidikan di sekolah tersebut.
Disamping manfaat, PTK mempunyai keterbatasan yaitu validitasnya yang masih sering dipertanyakan, serta tidak mungkin melakukan generalisasi karena sampelnya hanya kelas dari guru yang berperan sebagai pengajar dan peneliti.
PTK memerlukan berbagai kondisi agar dapat berlangsung dengan baik dan melembag. Kondisi tersebut antara lain dukungan dari semua personil di sekolah, iklim yang terbuka yang memberikan kebebasan kepada guru untuk berinovasi,berdiskusi berkolaborasi dan saling mempercayai diantara personil sekolah serta saling percaya antara guru dan siswa. Birokrasi yang terlampau ketat merupakan hambatan bagi PTK.



Modul 2
Langkah-langkah Penelitian
Tindakan Kelas
KB 1
Rencana dan Pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Langkah-langkah PTK merupakan satu daur atau siklus yang terdiri dari :
1. Merencanakan perbaikan
2. Melaksanakan tindakan
3. Mengamati, dan
4. Melakukan refleksi
Untuk merencanakan perbaikan terlebih dahulu perlu dilakukan identifikasi masalah serta analisis dan perumusan masalah. Identifikasi masalah dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan pada diri sendiri tentang pembelajaran yang dikelola. Setelah masalah teridentifikasi, masalah perlu dianalisis dengan cara melakukan refleksi dan menelaah berbagai dokumen yang terkait. Dari hasil analisis,dipilih dan dirumuskan masalah yang paling mendesak dan mungkin diprcahkan oleh guru. Masalah kemudian dijabarkan secara operasional agar dapat memadu usaha perbaikan.
Setelah masalah dijabarkan,langkah berikutnya adalah mencari atau mengembangkan cara perbaikan,yang dilakukan dengan cara mengkaji teori dan hasil penelitian yang relefan, berdiskusi dengan teman sejawat dan pakar serta menggali pengalaman sendiri. Berdasarkan hasil yang dicapai dalam langkah ini,dikembangkan secara perbaikan atau tindakan yang sesuai dengan kemampuan dan komitmen guru,kemampuan siswa,sarana dan fasilitas yang tersedia, serta iklim belajar dan iklim kerja di sekolah.
Pelaksanaan tindakan dimulai dengan mempersiapkan rencana pembelajaran dan sekenario tindakan termasuk bahan pelajaran dan tugas-tugas, menyiapkan alat pendukung atau sarana lain yang diperlukan, mempersipakan cara merekan dan menganalisis data, serta melakukan simulasi perencanaan jika diperlukan.
Dalam melaksanakan tindakan atau perbaikan, observasi dan interpretasi dilakukan secara simultan. Aktor utana adalah guru, namun guru dapat dibantu oleh alat perekam data atau teman sehawat sebagai pengamat. Agar pelaksanaan tindakan sesuai dengan kaidah PTK, perlu diterapkan enam criteria berikut :
1. Metodologi penelitian jangan sampai mengganggu komitmen guru sebagai pengajar.
2. Pengumumpula data jangan sampai menyita waktu guru terlampau banyak.
3. Metodelogi harus reliable (haandal) hingga guru dapat menerapkan strategi yang sesuai dengan kelasnya.
4. Masaklah yang ditangani guru harus sesuai dengan kemampuan dan komitmennya.
5. Guru harus memperhatikan berbagai aturan yang berkaitan dengan tugasnya.
6. PTK harus mendapat dukungan dari masyarakat sekolah.










KB 2

Pengumpulan dan Analisis Data
Serta Tindak Lanjut

Pengumpulan data dalam PTK dapat dilakukan dengan berbagai teknik seperti : Observasi, catatan harian, rekaman, angket, wawancara serta analisis hasil belajar siswa.
Tahap observasi dan interpretasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan perbaikan. Selain untuk mengintepretasikan peristiwa yang muncul sebelum direkam,interpretasi juga membantu guru melakukan penyesuaian. Observasi yang efektif belandasakan pada 5 prinsip dasar yaitu :
1. Harus ada perencanaan bersama antara guru dan pengamat
2. Fokus observasi harus ditetapkan bersama
3. Guru dan pengamat harus membangun kriteria dan observasi bersama-sama
4. Pengamat harus memiliki keterampilan mengobservasi
5. observasi akan bermanfaat jika balikan biberikan segera dan mengikuti brrbagai aturan.
Ada 4 jenis observasi yang dapat dipilih yaitu : Observasi terbuka,observasi terfokus,observasi terstruktur dan observasi sistematik. Observasi yang bertujuan memantau proses dan dampak perbaikan dilakuakn dengan melakukan tiga langkah yang merupakan satu siklus yang sering berulang, yaitu pertemuan pendahuluan (perencanaan), pelaksanaan observasi dan diskusi balikan. Agar ketiga tahap ini berlangsung efektif hubungan guru da pengamat harus didasari saling mempercayai, fokus kegiatan adalah perbaikan. Proses tergantung dari pengumpulan dan pemanfaatan daya yang objektif, guru didorong untuk mengambil kesimpulan,setiap tahap observasi merupakan proses yang berkesinambungan, serta guru dan pengamat terlibat dalam perkembangan professional yang saling menguntungkan.
Selain melalui observasi,data mengenai pembelajaran dapat dikumpulkan melalui catatan atau laporan harian guru,catatan harian siswa, wawancara (antara guru dan siswa, pengamat dan siswa, serta pengamat dan guru), angket, dan telaah berbagai dokumen.
Analisis data dapat dilakuka denga menyeleksi dan mengelompokan data, memaparkan atau mendeskripsikan data dalam bentuk narasi,table atau grafik,serta menyimpulkan dalam bentuk pernyataan. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan refleksi yaitu renungan atau mengingat kembali apa yang sudah berhasil dikerjakan, mengapa berhasil. Berdasarkan hasil refleksi, guru melakukan perencanaan tingkat lanjut, yang dapat berupa revisi dari rencana lama atau baru sama sekali.












Modul 3
Merancang Penelitian Tindakan Kelas
KB 1
Langkah-langkah Perencanaan
Penelitian Tindakan Kelas
1. Menemukan masalah pembelajaran merupakan langkah awal dalam PTK. Masalah pembelajaran sangat beragam,seperti masalah yang berkaitan strategi pembelajaran, hasil belajar siswa, sarana dan fasilitas pembelajaran atau kurangnya motivasi siswa dalam belajar. Untuk menemukan masalah perlu melakukan identifikasi masalah.
2. Identifikasi masalah dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti melakukan refleksi untuk mengdiagnosis pembelajaran yang kita kelola, melihat hasil belajar siswa, atau melakukan diskusi dengan kepala sekolah atau dosen LPTK.
3. Masalah yang sudah diidentifikasi perlu dianalisis agar akar penyebab masalah dapat kita temukan. Analisis masalah dapat dilakuakan palin tidak dengan tiga cara yaitu merenungkan kembali masalah tersebut dengan melakukan intropeksi melalui pertanyaan yang diajukan kepada diri kita sendiri,mengapa masalah tersebut bisa terjadi. Bertanya kepada siswa baik melaluai angket maupun wawancara langsung tentang presepsinya tentang pembelajaran. Serta menelaah berbagai dokumen seperti pekerjaan rumah siswa,soal-soal ulangan serta hasil ulangan atau latihan siswa. Analisis berakhir jika akar penyebab sudah ditemukan.
4. Berdasarkan akar penyebab masalah,kita dapat merumuskan masalah pembelajaran dalam bentuk masalah pertanyaan atau penelitian, yang akan dicari jawabanyya dalam PTK. Sehubungan dengan itu, rumusan masalah dibuat dalam bentuk kalimat Tanya, mengandung aspek yang akan diperbaiki dan upaya yang diperbaikinya.
5. Setelah masalah dirumuskan, hal berikut yang perlu dilakukan adalah mengmbangkan tidakan perbaikan, yang diperkirakan dapat mengatasi masalah pembelajaran. Untuk mengembangkan tindakan perbaikan perlu melakukan hal-hal berikut. Pertama, kaji teori-teori yang relevan. Kemudian tetapkan teori mana yang kira-kira sesuai diterapkan untuk mengatasi masalah tersebut. Kedua berdiskusi dengan pakar pembelajaran atau pakar biadng studi untuk menemukan cara perbaikan atau memvalidasi teori yang sudah ditetapkan . Ketiga, kita dapat mengingat pengalaman kita sendiri dalam mengatasi masalah yang serupa.
KB 2
Rencana dan Proposal PTK

1. Rencana perbaikan embelajaran (RP) dibuat dengan menggunakan format yang hamper sama dengan format Rencana Pembelajaran (RP). Bedanya, dalam RPP terdapat tujuan perbaikan,deskripsi kegiatan lrbih rinci, soal dan kunci jawaban dicantumkan secara lengkap, sedangkan dalam RP unsure-unsur tersebut tidak selalu ditulis. Format dapat disesuaikan dengan format yang berlaku disekolah masing-masing.
2. Untuk membuat RPP yang akurat dan dapat diandalkan dalam pelaksanaan perlu dilakukan langkah-langkah (1).Membuat scenario pembelajaran (2). Menyiapkan sarana dan fasoilitas pembelajaran. (3). Menyusun RPP secara lengkap. (4). Mensimulasikan pelaksanaan pembelajaran berdasarkan RPP untuk melihat kelayakannya. (5). Menyempurnakan RPP berdasarkan hasil simulasi.
3. Prosedur dan alat pengumpulan data ditentukan berdasarkan masalah dan tujuan perbaikan. Jika guru meminta teman sejawat untuk menobservasi pelaksanaan perbaikan, lembar observasi harus disepakati terlebih dahulu. Karena data yang dikumpulkan lebih kepada data kualitatif, maka prosedur dan alat pengumpul data dapat berupa observasi dengan menggunakan lembar observasi, wawancaea berdasarkan panduan wawancara,catatan guru dan refleksi.
4. Proposal PTK diperlukan jika guru ingi ikut perlombaan PTK atau mendapat dana untuk melaksanakan PTK yang diusulkan. Format PTK biasanya diusulkan oleh sponsor atau penyelenggara. Dari segi administrative proposal dapat bervariasi, namun dari segi subtansi ke-PTK-an, pada umumnya sama. Komponen kunci sebuah PTK adalah sebagai berikut.
a. Judul
b. Bidang kajian
c. Pendahuluan,yang memuat latar belakang munculnya masalah serta akar penyebab masalah.
d. Perumusan dan pemecahan masalah yang terdiri dari : (1).Perumusan Masalah (2).Pemecahan masalah.(3).Tujuan Penelitaian dan (4). Manfaat penelitian.
e. Kajian pustaka.
f. Rencana dan prosedur penelitian.
5. Disamping komponen kunci, juga terdapat komponen pendukung atau komponen administrative seperti jadwal penelitian, personalia penelitian, biaya penelitian dan lampiran.







Modul 4
Melaksanakan Perbaikan Dalam Pembelajaran
KB 1
Perbedaan Peran Guru Sebagai Pengajar dan Pelaksana PTK
Pada tahap perencanaan guru pelaksanaan PTK guru harus membuat persiapan yang lebih rinci, menetapkan tujuan perbaikan,mencantumkan pertanyaan yang akan diajukan, mendeskripsikan dengan cermat setiap langkah kegiatan, serta melakukan kesepakatan dengan teman sejawat yang akan membantu mengamatinya.
Pada tahap pelaksanaan,disamping mengajar seperti biasa, guru pelaksana PTK harus mengumpulkan data yang terkaitdengan tindakan perbaikan yang sedang dilaksanakan. Data dapat dikumpulkan melalui catatan kecil, ingatan dan pekerjaan siswa. Setelah pelajaran usai, guru PTK harus segera menghimpu data dan melakuakan refleksi, melengkapi data yang masih kurang melalui dialog dengan siswa dan teman sejawat yang membantu, serta melakukan analisis data sampai ditemukan kesimpulan hasil tindakan perbaikan yang akan dijadikan masukan untk perencanaan berikutnya.
Guru pelaksana PTK sangat perlu membangun kolaborasi dengan teman sejawat, baik disekolah sendiri maupun dengan sekolah lain, serta dengan pakar bidang dan dosen LPTK. Kolaborasi perlu dilakukan agar masalah yang dihadapi dapat dianalisis secara cermat,kemudian direncanakan tindakan perbaikan yang sesuai dengan hakiakt masalah,teori yang relevan, serta pengalaman dibidang yang serupa. Kolaborasi dapat dilakukan melalui berbagai cara seperti, KKG,PKG,pendekatan pribadi dan melalui media.



KB 2
Melaksanakan Tindakan Penelitian

1. Pelaksanaan tindakan perbaikan kelas harus diawali dengan persiapan akhir, yang meliputi pemeriksaan atau pengecekan berbagai kegiatan atau aspek berikut :
a. Komponen rencana perbaikan secara keseluruhan
b. Kelogisan atau kualitas pertanyaan yang akan diajukan
c. Ketersediaan alat-alat pelajaran yang diperlukan.
d. Mencoba alat-alat pelajaran yang akan digunakan
e. Urutan kegiatan pada setiap tahap
f. Kesiapan lembar observasi yang akan digunakan
g. Kesiapan teman sejawat untuk membantu sebagai pengamat jika memang diperlukan
Semua kegiatan ini perlu dilakukan untuk meyakinkan kenerhasilan tindakan perbaikan. Setelah melakukan persiapan akhir,guru siap untuk melakukan tindakan perbaikan.

2. Pelaksanaan tindakan kelas berlangsung dikelas guru sendiri sesuai dengan rencana perbaikan yang telah disiapkan. Selama pelaksanaan perbiakan, disamping mengajar guru mengumpulkan data, yang dapat dilakuka dengan bantuan teman sejawat atau tanpa bantuan. Oleh karena itu guru perlu membuat catatan jika ada kesempatan atau segera mencatat peristiwa penting setelah pelajaran usai.

3. Keberhasilan tindakan perbaikan banyak tergantung dari keyakinan guru akan langkah-langkah yang telah disiapkan,kesiapan guru untuk melakukan perbaikan dan tentu saja komitmen serta kerja keras.

4. Refleksi dilakukan setelah data pembelajaran diolah atau setelah guru mempunyai gambaran tentang keberhasilan atau kegagalan atau kekuatan atau kelemahan tindakan perbaikanyang dilakukan. Kekuatan ingatan dan kejujuran dalam melakukan refleksi akan sangat membantu guru menemukan kekuatan dan kelemahan tindakan perbaikan yang telah dilakukan,sehingga dapat dihasilkan masukan yang bermakna bagi perencanaan daur berikutnya.



















Modul 5
Mengnalisis dan Menginterpretasikan Data Serta Meninindaklanjuti Hasil PTK
KB 1
Analisis,Penyajian dan Interpretasi Data
1. Data penelitian tindakan kelas pada dasarnya dikumpulkan oleh guru yang berperan sebagai peneliti dan pengajar,dan jika perlu dapat dibantu oleh teman sejawat. Data tersebut lebih banyak bersifat kualitati, meski ada juga yang berupa data kuantitatif.
2. Analisis data adalah upaya yang dilakukan oleh guru yang berperan sebagai peneliti untuk merangkum secara akurat data yang telah dikumpulkan dalam bentuk yang dapat dipercaya dan benar.
3. Sehubungan dengan butir 2, maka analisis data dilakukan dengan cara memilih, memilah, mengelompokan,data yang ada merangkumnya, kemudian menyajikan dalam bentuk yang mudah dibaca atau dipahami. Penyajian hasil analisis data kualitatif dapat dibuat dalam bentuk uraian singkat, bagan alur atau table sesuai dengan hakikat data yang dianalisis.
4. Data kuantitatif dianalisis dengan statistic deskriptif untuk dapat dilakukan dengan membuat table distribusi atau grafik.
5 Interpretasi data adalah upaya peneliti untuk menemukan makna dari data yang dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan penelitian.Interpretasi ini pada gilirannya akan menjadi temuan penelitian.
6. Analisis yang akurat dan cara penyajian yang tepat akan memungkinkan tafsiran atau interpretasi hasil penelitian yang akurat dan melakukan analisis. Kekurangakuratan dapat diminimalkan dengan melakukan “cross check” dengn sumber data atau dengan data lain yang sejenis.
7. Agar mampu melakukan analisis data, gutu harus banyak melakukan latihan dan bekerja dalam berkelompok.



KB 2
Kesimpulan dan Tindak Lanjut Hasil
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
1. Menyimpulkan adalah mengikhtisarkan atau memberi pendapat berdasarkan apa-apa yang diuraikan sebelumnya. Sejalan dengan itu kesimpulan atau simpulan adalah kesudahan pendapat atau pendapat terakhir yang dibuat berdasarkan uraian sebelumnya.
2. Dalam kaitan dalam PTK, kesimpulan harus disusun secara ingkat,padat dan jelas.sesuai dengan uraian,dan memacu kepada pertanyaan penelitian atau tujuan perbaikan. Disamping itu, kesimpulan harus disusun secara sistematis sesuai dengan uruta pertanyaan penelitian atau tujuan perbaikan.
3. Penyusunan kesimpulan seyogyanya dilakukan melalui langkah-langkah :
- Memahami dan memeriksa pertanyaan penelitian atau tujuan perbaikan.
- Mencermati,menganalisis dan mensintesis deskripsi temuan.
- Menulis kesimpulan untuk setiap pertanyaanpenelitian atau tujuan perbaikan
- Mengurutkan butir kesimpulan sesuai dengan urutan pertanyaan penelitian atau tujuan perbaikan
- Memeriksa kesesuaian antara pertanyaan penelitian atau tujuan perbaikan dengan deskripsi temuan dan kesimpulan.
4. Saran dimaknai sebagai pendapat yang dikemukakan untuk dipertimbangkan. Dalam kaitan dengan PTK saran merupakan pemikiran yang diajukan oleh guru peneliti untuk menindaklanjuti hasil penelitian.


6. Pembuatan saran dapat dilakukan melalui langkah-langkah :
- Mencermati kesimpulan hasil PTK.
- Mengkaji aspek-aspek dari kesimpulan tersebut yang perlu ditindaklanjuti baik oleh guru peneliti,guru lain, maupun sekolah.
- Menetapkan kepada siapa saran tersebut akan ditujukan
- Menulis saran.














Modul 6
Laporan Penelitian Tindakan Kelas
KB 1
Hakikat Laporan Penelitian Tindakan Kelas
1. Laporan PTK adalah laporan yang ditulis secara sistematis berdasrkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri. Laporan ini ditulis karena merupakan dokumen yang dapat dijadikan acua, harus diserahkan kepada pihak seponsor,serta dapat diketahui oleh umum,terutama oleh para guru yang barangkali mengalami masalah yang sama denan yang dilaporkan.
2. Sistematis laporan PTK pada umumnya tidak jauh berbeda dari laporan penelitian formal. Sesuai dengan fornat lapoaran PTK yang terdapat dalam panduan Direktorat Jendral Pendidikan, maka sistematika laporan PTK dibuat sebagai berikut.
Laporan Penelitian Kelas
Halaman Judul
Lembar Pengsahan
Abstrak
Daftar Isi
I.Pendahuluan
A. Latar BelakangMasalah (data awal dalam mengidentifikasi masalah,analisis masalah,dan pentingnya masalah dipecahkan).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
II. Kajian Pustaka

III. Pelaksanaan Penelitian
A. Subjek Penelitian (Lokasi waktu,mata pelajaran,kelas dan karakteristik siswa)
B. Deskripsi per siklus (Rencana,pelaksanaan,pengamatan)
IV. Hasil penelitian dan pembahasan
A. Deskripsi per siklus (Data tentang rencana,pengamatan,refleksi), keberhasilan dan kegagalan, lengkap dengan data.
B. Pembahasan dari setiap siklus.
V. Kesimpulan dan saran
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
Lampiran



KB 2
Menulis dan Mendiseminasikan Laporan Penelitian Tindakan Kelas
1. Dalam menulis laporan PTK, perlu diperhatikan berbagai ketentuan seperti :
- Etika penulisan
- Penggunaan bahasa Indonesia ragam tulis
- Berbagai ketentuan teknis



2. Etika penulisan mencakup :
-Kejujuran
- Keobjektifan
- Pengutipan
ketiga asepek ini sangat berkaitan erat. Kejujuran menuntut penulis jujur terhadap diri sendiri dan orang lain dengan cara mengungkapkan dan menafsirkan data atau informasi apa adanya tanpa dicampuri oleh kepentingan pribadi. Keobjektifan menuntut penulis menyajikan informasi sebagaimana adanya,tanpa manipulas, sehingga apa yang dibaca oleh pembaca memang benar adanya. Pengutipan berkaitan dengan mengutip atau menggunakan pendapat orang lain dalam tulisan. Dalam hal ini,penulis harus mencantumkan sumber kutipan dengan mengikuti aturan yang berlaku.
3. Penggunaan bahasa Indonesia ragam tulis, menuntut penulis memperhatikan kaidah-kaidah bahasa tulis, sehingga tingkat keterbacaan laporan menjadi tinggi. Kaidah bahasa tulis paling tidak mencakup :
- Pilihan kata
- Struktur kalimat
- Paragraf
- Ejaan
Kata atau istilah yang digunakan dalam laporan seyogianya merupakan kata atau istilah baku yang diketahui oleh umum, kalimat cukup lugas dan memenuhi unsur-unsur kalimat sempurna, paragraph merupakan paparan buah pikiran yang utuh, serta cara penulisan harus mematuhi aturan ejaan yang disempurnakan (EYD).
4. Ketentuan teknis berkaitan dengan penampilan laporan yang mudah dibaca. Ketentuan ini mencakup system penomoran,cara mengutip,serta huruf,spasi dan margin. Sistem penomoran dapat menggunakan system digit atau campuran angka dan huruf, asal dipakai secara konsisten. Cara mengutip mengikuti aturan American Psychology Association (APA), sedangkan huruf yang digunakan Times new roman atau atau arial dengan font size 12, spasi 1,5, serta margin 4cm dari pinggir kiri dan atas, dan 4 cm dari pinggir kanan dan bawah.
5. Laporan PTK dapat didiseminasikan melalui berbagai pertemuan tatap muka seperti seminar, rapat kerja, kelompok kerja guru (MGMP dan PKG), disamping itu melalui berbagai media, seperti majalah,jurnal atau bulletin.

Sejarah Teater

Sejarah Teater
Kata tater atau drama berasal dari bahasa Yunani ”theatrom” yang berarti gerak. Tontonan drama memang menonjolkan percakapan (dialog) dan gerak-gerik para pemain (aktif) di panggung. Percakapan dan gerak-gerik itu memperagakan cerita yang tertulis dalam naskah. Dengan demikian, penonton dapat langsung mengikuti dan menikmati cerita tanpa harus membayangkan.
Teater sebagai tontotan sudah ada sejak zaman dahulu. Bukti tertulis pengungkapan bahwa teater sudah ada sejak abad kelima SM. Hal ini didasarkan temuan naskah teater kuno di Yunani. Penulisnya Aeschylus yang hidup antara tahun 525-456 SM. Isi lakonnya berupa persembahan untuk memohon kepada dewa-dewa.
Lahirnya adalah bermula dari upacara keagamaan yang dilakukan para pemuka agama, lambat laun upacara keagamaan ini berkembang, bukan hanya berupa nyanyian, puji-pujian, melainkan juga doa dan cerita yang diucapkan dengan lantang, selanjutnya upacara keagamaan lebih menonjolkan penceritaan.
Sebenarnya istilah teater merujuk pada gedung pertunjukan, sedangkan istilah drama merujuk pada pertunjukannya, namun kini kecenderungan orang untuk menyebut pertunjukan drama dengan istilah teater.